Jumat, 03 Maret 2023

Sumatif Tengah Semester


Sumatif Tengah Semester Mata Pelajaran IPS Kelas 7 Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023 Bedasarkan Kurikulum Merdeka.

Soal dan kisi-kisi masih sangat jauh dari kesempurnaan, Silahkan dijadikan referensi!

Berikut link downloadnya :

https://drive.google.com/file/d/1oO5bt3tU3fKpTCj_6xddnpraGjX_1IgN/view?usp=share_link


Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini...


Sabtu, 10 April 2021

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran (Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.8)


Dalam hal kepemimpinan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara mengajukan filosofi Pratap Triloka atau tiga peran yang dirumuskan dalam frasa bahasa Jawa: ‘Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Artinya, apabila di depan memberi teladan, di tengah memberi inspirasi dan di belakang memberi dorongan. Ketiga peran tersebut harus dilaksanakan secara seksama, baik bergantian maupun serentak dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mengambil keputusan yang berdampak pada murid maupun tujuan dari pendidikan seutuhnya.

Nilai dan peran yang sudah tertanam pada guru sangat mempengaruhi cara berpikir atau prinsip yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai yang diharapkan pada guru seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid dapat membantu guru mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Guru secara mandiri maupun kolaboratif dapat mengembangkan dirinya dengan penuh kesadaran dan kemauan diri dengan mereflektifkan setiap kegiatan atau praktik yang dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajarannya. Guru senangtiasa memiliki ide-ide baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang di aktualisasikan dalam perilaku pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang tentunya berpihak pada murid. Cara guru mengambil keputusan mencerminkan budaya positif yang sudah tertanam pada kelas atau sekolah tersebut. Guru sebagai sosok teladan yang dapat memberi inspirasi maupun motivasi bagi murid maupun pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil suatu keputusan terhadap dilema etika yang mereka alami di kelas, sekolah maupun lingkungan sekitarnya.

Keterampilan coaching sangat berguna maka seorang guru dalam mengeksplorasi dan menumbuhkan potensi-potensi pada murid, rekan guru dan orang lain. Tahapan pada coaching membantu seseorang untuk dapat menganalisis masalah atau potensi yang mereka miliki kemudian dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab diakhir sebuah coaching. Keputusan yang diambil tentunya diperoleh berdasarkan pertimbangan dari keberhasilan, hambatan dan rencana yang akan dihadapi oleh seorang coachee. Kelihaian seorang coach dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif dan umpan balik positif kepada coachee, dapat membantu seorang coachee dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab.Keterampilan coaching membekali seorang guru menjadi pembelajar dan menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan melihat berbagai opsi untuk solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.

Dalam pembahasan berbagai studi kasus tentunya seorang pendidik seringkali dihadapkan dalam dilema moral dan etika. Jika seorang guru yang memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid, maka sangat mudah bagi guru dalam mengambil keputusan yang tepat. Kemampuan membedakan antara dilema etika dengan sebuah bujukan moral dan berkonflik dengan nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Guru yang memiliki nilai tersebut tentunya memiliki paradigma dan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang tepat melalui 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Guru mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam mengambil keputusan yang sesuai kondisi dan waktu dilema etika itu terjadi.

Pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran tentunya akan berdampak terciptanya lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan seorang guru dalam menghadirkan pembelajaran yang berdiferensiasi berdasarkan minat, bakat, gaya belajar dan profil murid dapat menjadikan belajar lebih merdeka dengan kesadaran penuh melalui pendekatan sosial emosional. Keputusan tersebut dapat memaksimalkan segala potensi yang dimiliki murid, lingkungan belajar akan menjadi positif dan menyenangkan karena murid dan guru memiliki kesadaran penuh dalam mencapai tujuan belajar yang lebih bermakna. Seorang guru harus memiliki penegtahuan dan keterampilan dalam mengambil keputusan dari berbagai paradigma dan cara berpikir yang tepat.

Dalam penerapan pengetahuan dan keterampilan mulai dari paradigma, prinsip-prinsip dan sembilan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika tentunya akan mengalami kesulitan-kesulitan jika para pemangku kepentingan di lingkungan sekolah tersebut masih memiliki mindset tertutup terhadap perubahan, mengutamakan kepentingan diri sendiri dan acuh tak acuh terhadap dilema etika yang terjadi di kelas atau sekolah. Kesulitan ini kembali pada masalah perubahan paradigma dari para pemangku kepentingan untuk lebih peka dan terampil dalam mengambil suatu keputusan yang tepat.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran memberi pengaruh yang besar dalam memerdekakan murid-murid dalam memaksimalkan potensinya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola muridnya agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan pembelajaran. Keputusan guru untuk mengarahkan pembelajaran yang berpihak pada murid dapat memberi kesempatan kepada murid untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan profil belajar murid.

Seorang pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Penting untuk disadari bahwa guru adalah teladan bagi murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Kita seyogyanya memiliki kompetensi dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentunya memerlukan keberanian, percaya diri, keterampilan dan pengetahuan lainnya seperti filosofi Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru, budaya positif, pembelajaran yang berpihak pada murid, kesadaran penuh, keterampilan sosial emosional, komunikasi efektif, keterampilan coaching  dan keterampilan lainnya yang mendukung Langkah-langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tepat.

Selasa, 29 Desember 2020

BUDAYA POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT DALAM PERSIAPAN NEW NORMAL


 A.    Latar belakang

New Normal merupakan tatanan atau kebiasaan baru yang dilakukan demi menjaga produktivitas di masa Pandemi Covid-19 ini. Pandemi Covid-19 menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kita sudah bisa melindungi diri kita dan orang lain dari paparan virus corona. PHBS penting sekali untuk dilakukan setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. PHBS di sekolah juga sangat penting dilakukan pada masa new normal ini, mengingat kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah mulai dilaksanakan di beberapa daerah. Seluruh masyarakat sekolah diharapkan dapat menerapkan PHBS demi kesehatan dan keselamatan bersama dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan begitu, proses belajar mengajar akan berjalan lancar, sedangkan kesehatan guru, murid, maupun masyarakat di sekitar juga tidak terganggu.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu: membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, jangan jajan sembarangan, olahraga yang teratur dan terukur, tidak merokok di area sekolah, memberantas jentik nyamuk satu minggu sekali, Buang air kecil dan buang air besar di jamban yang bersih dan sehat serta menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan sekali. Dalam pelaksanaannya, PHBS di lingkungan sekolah seharusnya tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan masukan pengajaran dari instasi kesehatan setempat dan peran pengajaran dari lingkungan sekolah masing-masing. Para murid seharusnya dikenalkan dalam proses pembelajaran dan penerapan PHBS di lingkungan sekolah, karena sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah misalnya diare, kecacingan sakit kepala, deman, typus, DBD, maag dan anemia.

Pemerintah pusat memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk kembali membuka sekolah dan melakukan proses pembelajaran tatap muka pada tahun 2021 nanti. Upaya yang di lakukan oleh daerah tentunya harus memperhatikan kesiapan sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pada dasarnya persiapan dilakukan harus dimulai dari sekolah sendiri dalam menciptakan budaya positif yang menjadi nilai dan dapat berlangsung lama dalam kehidupan di sekolah. Berdasarkan masalah tersebut CGP menginisiasi perlu diadakannya sosialisasi dan pola pembiasaan hidup bersih dan sehat dalam menjalankan protokol kesehatan sebagai persiapan di masa new normal. Adapun tujuan dari tindakan dari sosialisasi budaya hidup bersih dan sehat ini sebagai berikut :

1.   Menyiapkan murid, guru dan warga sekolah agar dapat menjalankan kebiasaan baru di masa new normal melalui budaya hidup bersih dan sehat.

2.   Meningkatkan peran serta aktif setiap murid, guru, dan warga sekolah dalam menjaga pola hidup bersih dan sehat di masa new normal.

 

B.    Deskripsi Tindakan

Dari latar belakang di atas, maka perlu dilakukan sebuah tindakan aksi nyata berupa penerapan budaya pola hidup bersih dan sehat pada masa persiapan new normal  sebagai berikut :

·         CGP berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru dan warga sekolah lainnya tentang rencana kegiatan sosialisasi penerapan budaya positif di sekolah yaitu budaya pola hidup bersih dan sehat dalam persiapan kebiasaan baru pada masa new normal.

·         Mengecek kembali dan mempersiapkan kebutuhan dalam kegiatan sosialisasi dan penerapan pola hidup bersih dan sehat untuk persiapan new normal termasuk video atau poster himbauan hidup bersih dan sehat di masa new normal.

·         Mengatur jadwal  kegiatan sosialisasi dan teknis kegiatan.

Adapun jadwal kegiatan dilakukan pada hari senin tanggal 28 Desember 2020 dan dilakukan secara daring melalui media sosial seperti whatapps group kelas dan sekolah. Selain  itu juga melalui group facebook.

·         Melaksanakan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat masa persiapan new normal.

Melalui sosial media whatapps dan facebook, CGP mengawali dengan pembukaan dengan sedikit pengantar tentang alasan mengapa sosialisasi PHBS persiapan masa new normal ini dilakukan secara daring. Lalu CGP menyampaikan tujuan dari kegiatan ini dan menampilkan video sosialisasi PHBS yang sebelumnya telah dibuat dan diupload pada channel youtube CGP sendiri.

·         Refleksi kegiatan untuk perbaikan ke tahap selanjutnya.

Pada kegiatan ini CGP mengevaluasi dan merefleksikan hal yang sudah dianggap berhasil dan hal yang menjadi kegagalan yang akan diperbaiki pada kegiatan atau tahap selanjutnya karena penerpan budaya positif memerlukan waktu yang lama dalam implementasinya.

 

C.    Hasil Aksi Nyata

Setelah melakukan koordinasi tentang rencana tindakan aksi nyata ini, ternyata kepala sekolah sangat mendukung dan bersedia memfasilitasi jalannya tindakan ini. Persiapan sarana dan prasarana pendukung dari pola hidup bersih dan sehat pun sudah tersedia sebelumnya namun sosialisasi dan implementasinya masih belum sempat terlaksana akibat semakin meningkatnya wabah virus corona di kabupaten Bone yang dulu masuk zona kuning dan sekarang berubah menjadi zona merah. Menyadari kondisi seperti ini, kami pun tidak serta merta memaksakan kegiatan ini berjalan sesuai dengan rencana awal sebelumnya yaitu sosialisasi secara tatap muka dengan murid, guru dan warga sekolah.

Pada pelaksanaan sosialisasi secara daring, kegiatan dilakukan secara serentak kepada murid, guru dan warga sekolah lainnya melalui whatapps group sekolah, kelas dan media sosial lainnya seperti group facebook. CGP juga membagikan poster-poster yang berkaitan dengan PHBS di masa persiapan new normal dari berbagai sumber seperti laman istagram kemdikbud, gtk dikdas dan lainnya. Setelah pelaksanaan sosialisasi budaya pola hidup bersih dan sehat secara daring, murid, guru dan warga sekolah sudah mulai antusias dengan penerapannya ketika sekolah sudah di buka kembali. Dalam pelaksanaan sosialisasi ini diakhir sesi, penulis memberikan pertanyaan kepada murid tentang budaya apa yang dapt diterapkan setelah melihat video sosialisasi dan poster-poster PHBS tersebut. Hasilnya ternyata beberapa murid memahami bagaimana cara cuci tangan yang benar, dan tetap menjaga protokol kesehatan ketika nanti masuk di sekolah. Adapun hasil dari aksi nyata dari sosialisasi ini sebagai berikut: 

1.     Murid yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan tentang PHBS masa persiapan new normal setelah pelaksanaan program memiliki tambahan pengetahuan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil wawancara pesan kesan saat acara terakhir program bahwa sebagian besar murid senang belajar PHBS dan menambah pengetahuan tantang kesehatan khususnya mengetahui makna dan indikator PHBS di lingkungan sekolah.

2.     Sekolah yang sebelumnya tidak memiliki metode dan media pengajaran PHBS setelah pelaksanaan sosialisasi memiliki metode belajar PHBS dengan media visual dan video sosialisasi PHBS

3.     Sekolah yang sebelumnya kurang memiliki fasilitas penunjang PHBS setelah pelaksanaan sosialisasi memiliki fasilitas pendukung untuk penerapan PHBS di lingkungan sekolah, diantarannya: kran air setiap kelas, sabun cuci tangan, lap tangan/tissue kering, termogun, tempat sampah, hand sanitiezer, penyemprot disinfektan dan poster kesehatan.

 

D.    Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Kegagalan :

1.   Proses sosialisasi melalui daring sangat terbatas untuk diikuti oleh semua murid dan warga sekolah yang mempunyai kendala pada sarana prasarana penunjang.

2.     Belum semua warga sekolah mau berperan serta dan membiasakan PHBS.

3.   Rangkaian kegiatan dalam menjadi PHBS sebagai budaya positif di sekolah memerlukan waktu yang lama dalam pelaksanaan dan pembiasaannya sehingga penulis hanya dapat merefleksi perkembangan budaya PHBS ini dalam waktu yang singkat sehingga gambaran disiplin positifnya belum seutuhnya tergambar.

 

Keberhasilan :

1.     Sebagian warga sekolah sudah menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah maupun dirumah.

2.   Semakin meningkatnya pengetahuan warga sekolah tentang pola hidup bersih dan sehat pada masa new normal.

3.     Pembelajaran dapat berjalan aman, nyaman dan menyenangkan.

4.     Murid dan guru rajin cuci tangan dan memakai masker.

5.     Lingkungan sekolah jadi sehat dan bersih.

6.     Pencegahan munculnya penyakit dan wabah virus semakin baik.

 

E.     Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

1.     Meningkatkan .sosialisasi dan peran serta warga sekolah dalam kegiatan PHBS

2.     Bekerja sama dengan pihak tenaga kesehatan dari Puskesmas terdekat.

3.     Perencanaan pelaksanaan dan manajemen waktu harus dipersiapkan secara matang.

4.     Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan secara berkala dalam waktu yang lama secara konsisten misalnya setiap awal tahun pelajaran atau awal semester.

5.     Melaksanakan simulasi tata cara menjaga protokol kesehatan pada saat awal sekolah dibuka kembali.

 

F.     Kesimpulan

Setelah melakukan tindakan aksi nyata dengan segala kelebihan dana kekurangannya  dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.    Pelaksanaan PHBS di masa new normal memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi sebagai budaya positif di sekolah.

2.    Dibutuhkan pembiasaan dan konsistensi dari setiap warga sekolah untuk dapat mengimplementasikannya di lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat.

3.     Pembiasaan budaya hidup bersih dan sehat dapat menurunkan tingkat penularan penyakit dan virus covid-19.

 

G.    Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan

1. Screenshot pelaksanaan sosialisasi PHBS persiapan masa new normal melalui WA group kelas dan Sekolah.



2. Screenshot pelaksanaan sosialisasi PHBS persiapan masa new normal melalui group facebook sekolah.



3. Video Sosialisasi Budaya Pola Hidup Bersi dan Sehat persiapan pada masa new normal.



Sabtu, 19 Desember 2020

PENILAIAN AKHIR SEMESTER YANG BERPIHAK PADA MURID


 A.    Latar belakang

Penialaian akhir semester (PAS) merupakan kegiatan rutin di setiap akhir semester ganjil yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi murid, sehingga murid dapat melanjutkan pembelajaran ketingkat lebih tinggi atau semester berikutnya. Penilaian akhir semester adalah suatu bentuk evaluasi yang dilakukan oleh murid untuk mengetahui pencapaian kompetensi diakhir satuan pendidikan. Tujuan diadakannya penilaian akhir semester ialah sebagai bentuk evaluasi atau tes yang mengukur pencapaian hasil kompetensi belajar siswa yang diajarkan oleh guru atau pendidik selama satu semester. Selain itu, penilaian akhir semester juga bisa untuk memantau kemajuan belajar murid selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) guna penyempurnaan program pembelajaran.

Pelaksanaan penilaian akhir semester akan segera dimulai, persiapan hingga masalah teknis pelaksanaan akan dibahas dalam rapat dewan guru. Guru pun diminta untuk mempersiapkan segala sesuatu seperti kisi-kisi soal. Kebiasaan dalam membuat kisi-kisi dan soal penilaian cenderung ditentukan oleh guru tanpa melibatkan murid dalam penyusunannya sehingga terkadang murid merasa terbebani dengan bentuk soal yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Dengan melibatkan murid dalam penentuan bentuk soal harapannya murid lebih bertanggungjawab dalam proses pelaksanaannya.

Masa pandemi sekarang ini, pelaksanaan penilaian akhir semester tentunya sangat berbeda dengan pelaksanaan penilaian pada tahun yang lalu. Beberapa hal yang telah dilewati dalam masa pandemi ini mengajarkan kita untuk mencari cara terbaik dalam pelaksanaannya. Sekolah dalam hal ini berusaha mencari solusi agar pelaksanaan penilaian dapat berjalan lancar sesuai kondisi sekolah, murid dan sumber daya yang dimiliki. SMP Negeri 1 Palakka merupakan sekolah yang mempunyai potensi positif dalam pelaksanaan penilaian antara lain pembuatan kisi-kisi soal menggunakan aplikasi sederhana sehingga membantu guru untuk membuatnya secara cepat, Kerjasama antar warga sekolah dalam kepanitian sangat baik, dan sekolah di dukung oleh fasilitas penggandaan soal berupa mesin fotocopy yang berada dekat dengan lingkungan sekolah dan milik dari seorang guru yang ada disekolah ini. Setelah melakukan observasi terhadap kemampuan murid dalam menerapkan penilaian secara daring ternyata telah ditemukan kendala dimana 45 % murid belum memiliki fasilitas komunikasi pendukung secara daring misalnya handphone, kuota internet dan kekuatan sinyal internet yang kurang didaerah tempat tinggalnya.  

Tujuan dari tindakan ini adalah murid akan merasa lebih siap melaksanakan penilaian akhir semester dengan penuh tanggung jawab karena mereka sendiri yang menentukan bentuk soal, teknis pelaksanaannya dan proses pengawasannya. Dengan melibatkan murid dan orang tua dalam proses penilaian tersebut. Guru akan lebih berperan sebagai fasilitator dan mampu melatih kompetensinya dalam membuat bentuk soal yang didambakan oleh murid.

A.    Deskripsi Tindakan

Dari latar belakang di atas, maka perlu dilakukan sebuah tindakan aksi nyata berupa manajemen perubahan melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) melalui BAGJA  sebagai berikut :

1.     Buat Pertanyaan Utama :

·       Bekerja sama dengan guru, tenaga kependidikan, murid dan orang tua dalam melaksanakan PAS yang berpihak pada murid.

·       Memberikan pemahaman tentang pentingnya melibatkan murid dan orang tua dalam pelaksanaan PAS.

2.     Ambil Pelajaran:

·       Mengidentifikasi hal positif dari pelaksanaan PAS selama ini.

·       Mengkaji peran masing-masing para pemangku kepentingan yang terlibat.

3.     Gali Mimpi:

·       Mencatat perubahan yang diinginkan pada pelaksanaan PAS yang berpihak pada murid.

·       Memikirkan upaya agar para pelaku yang terlibat memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan PAS

4.     Jabarkan Rencana:

·       Membuat polling tentang bentuk soal dan teknis pelaksanaan penilaian

·       Melakukan voting melalui polling yang telah dibuat menggunakan media sosial.

·       Menyimpulkan hasil polling berdasarkan pilihan suara terbanyak.

·       Membuat kisi-kisi soal berdasarkan hasil polling dan mengumpulkan kepada panitia penggandaan soal.

·       Sosialisasi kepada orang tua tentang jadwal, teknis pelaksanaan dan perannya melalui media sosial.

·       Pelaksanaan penilaian berdasarkan jadwal, peran dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan.

·       Hasil pekerjaan murid di kumpulkan kembali ke sekolah dengan pendampingan orang tua.

·       Guru melibatkan murid dalam melakukan pemeriksaan hasil penilaian secara luring.

5.     Atur Eksekusi:

·       Mengusulkan dalam rapat persiapan PAS tentang perubahan dan peran serta murid dan orang tua dalam PAS yang berpihak pada murid.

·       Melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan PAS yang berpihak pada murid.

 

B.    Hasil Aksi Nyata

Setelah melakukan tindakan melalui pendekatan inkuiri apreasiatif dengan BAGJA maka dapat dilihat perubahan dari sikap murid dan orang tua dalam pelaksanaan penilaian akhir semester. Terjadi peningkatan peran serta murid dan orang tua dalam pelaksanaannya berupa penentuan bentuk soal oleh murid dan pengawasan penilaian di rumah yang dibantu oleh orang tua masing-masing. Adapun pelaksanaan penilaian akhir semester ganjil ini diputuskan dalam rapat dewan guru melalui moda luring dimana orang tua dan murid mengambil soal yang telah dibuat oleh guru dan digandakan oleh panitia PAS. Perubahan metode PAS ini sangatlah efektif sesuai kondisi dan potensi positif yang sudah dimiliki oleh sekolah.

Guru yang dulunya paling dominan dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan penilaian akhir semester mulai mengalami perubahan menjadi fasilitator dalam persiapan dan pelaksanaannya. Melalui perubahan ini, murid dan orang tua merasa menjadi bagian dari tanggungjawab pendidikan yang selama ini hanya dibebankan pada sekolah saja. Proses penentuan bentuk soal juga melatih kompetensi murid dalam berkolaborasi dengan guru dan temannya dalam mengambil keputusan secara musyawarah. Murid yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan ini merasa senang karena mereka terlibat langsung dan mampu bertanggungjawab dengan keputusan yang mereka ambil. Perubahan ini juga membuat guru tertantang dalam meningkatkan kompetensinya dalam pembuatan kisi-kisi soal dalam berbagai bentuk. Guru akan sadar bagaimana seharusnya penilaian ini didasarkan atas potensi yang dimiliki oleh murid.

Perubahan tidak hanya terjadi pada persiapan dan pelaksanaan penilaian akhir semester, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang murid mereka juga merasa senang Ketika mereka dilibatkan dalam kegiatan pemeriksaan hasil penilaian yang mereka kerjakan. Adapun sample yang penulis temukan ketika murid melakukan pemeriksaan  dengan teman sejawat ternyata mereka dapat Kembali merefleksikan jawaban mereka secara klasikal, mampu mempertimbangkan setiap jawaban yang dianggap perlu diperbaiki dan melatih kejujuran mereka dalam menilai pekerjaan temannya. Kegiatan seperti ini juga membantu guru dalam melakukan pemeriksaan sekaligus proses evaluasi dari hasil belajar murid dalam satu semester yang berlalu.    

 

C.    Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Kegagalan :

1.   Proses polling suara dalam menentukan bentuk soal dan moda pelaksanaan belum maksimal diikuti oleh seluruh murid karena Sebagian murid terkendala oleh jaringan dan kuota internet. .

2.    Belum semua guru mau terlibat dan mengikuti perubahan penilaian akhir semester yang berpihak kepada murid.

3.     Waktu persiapan yang sedikit sehingga proses sosialisasi masih kurang bagi murid, guru dan orang tua.

Keberhasilan :

1.     Murid merasa senang karena terlibat dalam mengambil keputusan dan pemeriksaan hasil penilaian.

2.     Peran serta orang tua semakin meningkat dalam kegiatan program sekolah.

3.     Murid mulai percaya diri dan bertanggungjawab menyelesaikan penilaian akhir semester tepat waktu.

4.     Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun dan membuat soal yang bervariasi.

5.     Melatih kejujuran dan kemampuan kolaborasi murid dan guru dalam penilaian.

6.     Tugas guru sangat terbantu dalam pelaksanaan, pemeriksaan dan evaluasi hasil belajar murid.

7.     Murid merasa bahagia dalam pelaksanaan penilaian.

 

D.    Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

1.     Guru harus meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat dan menyusun soal yang bervariasi.

2.     Sebaiknya setiap guru memiliki bank soal yang berisi soal-soal yang bervariasi.

3.     Perencanaan pelaksanaan dan manajemen waktu harus dipersiapkan secara matang.

4.     Tindakan ini sebaiknya melibatkan warga sekolah lainnya agar proses ini dapat berjalan efektif dan efisien

 

E.     Kesimpulan

Manajemen perubahan melalui pendekatan inkuiri apreasiatif (IA) dengan model BAGJA, proses pelaksanaan penilaian akhir semester ganjil yang berpihak pada murid dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.  Penilaian akhir semester yang berpihak pada murid mengakibatkan murid merasa senang dan lebih bertanggungjawab dalam mengikutinya serta melatih kejujuran dan kemampuan kolaborasi mereka dengan guru.

2.    Peran serta orang tua dalam program sekolah semakin meningkat dimana orang tua membantu peran guru dalam mengawasi murid dalam mengerjakan soal penilaian akhir semester.

3.     Masalah keterbatasan murid dalam penilaian moda daring bisa teratasi secara baik.

4.     Guru dan murid dapat mengevaluasi diri dalam kegiatan penilaian ini.

 

F.     Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan

1.    Pemetaan potensi positif dan peran pemangku kepentingan dalam penilaian akhir semester yang berpihak pada murid.

Unsur

Pemangku Kepentingan

Peran

Potensi Positif

Tenaga Kependidikan

Kepala sekolah

Penentu Kebijakan

·    Memiliki sikap menerima perubahan dari pihak manapun yang sifatnya membangun.

 

Bendahara BOS

Mengatur biaya kegiatan

·    Berpengalaman dalam mengolah keuangan sekolah.

·    Mindset yang berpihak pada murid.

 

Wakasek kurikulum

Menginisiasi rapat persiapan PAS

·    Pengalaman dalam mengolah administrasi standar penilaian.

 

Staff TU

Panitia dan pendukung kegiatan

·    Bertanggung jawab dalam tugas kepanitiaan.

·    Mampu bekerjasama dengan baik.

Pendidik

Guru

1.   Fasilitator dalam melibatkan murid dan orang tua

2.   Penyusun kisis-kisi soal

3.   Fasiltator pemeriksaan hasil PAS

·    Berpengalaman dalam menyusun soal HOTS.

·    Mampu membuat kisi-kisi soal menggunakan aplikasi sederhana yang telah dibuat oleh tim pengembang TIK.

Murid

Murid kelas 7 & 8

1.  Memberikan masukan dalam pelaksanaan PAS

2.  Melaksanakan tanggung jawab sebagai murid dalam mengikuti setiap kegiatan PAS.

·    Motivasi untuk terlibat dalam perubahan

·    Memiliki minat yang berbeda tentang PAS.

Orang Tua

Orang tua/ wali murid

1.  Membantu dan mengantar murid mengambil soal di sekolah

2.  Sebagai pengawas saat murid ujian di rumah

·    Kemauan untuk terlibat dalam kegiatan sekolah.

·    Tingkat kesadaran akan pendidikan anak.


1.    Screenshot pelaksanaan Polling dan Voting melalui WA group






             3.    Foto saat proses pelaksanaan penilaian akhir semester yang melibatkan orang tua sebagai                         pengawas.


4.    Foto saat proses pemeriksaan yang dilakukan secara kolaborasi antara guru dan murid