A. Latar belakang
New Normal merupakan tatanan atau kebiasaan baru yang dilakukan demi menjaga produktivitas di masa Pandemi Covid-19 ini. Pandemi Covid-19 menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kita sudah bisa melindungi diri kita dan orang lain dari paparan virus corona. PHBS penting sekali untuk dilakukan setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. PHBS di sekolah juga sangat penting dilakukan pada masa new normal ini, mengingat kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah mulai dilaksanakan di beberapa daerah. Seluruh masyarakat sekolah diharapkan dapat menerapkan PHBS demi kesehatan dan keselamatan bersama dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan begitu, proses belajar mengajar akan berjalan lancar, sedangkan kesehatan guru, murid, maupun masyarakat di sekitar juga tidak terganggu.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah yaitu: membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan
dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, jangan jajan sembarangan,
olahraga yang teratur dan terukur, tidak merokok di area sekolah, memberantas
jentik nyamuk satu minggu sekali, Buang air kecil dan buang air besar di jamban
yang bersih dan sehat serta menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap 6 bulan sekali. Dalam pelaksanaannya, PHBS di lingkungan sekolah
seharusnya tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan masukan pengajaran
dari instasi kesehatan setempat dan peran pengajaran dari lingkungan sekolah
masing-masing. Para murid seharusnya dikenalkan dalam proses pembelajaran dan
penerapan PHBS di lingkungan sekolah, karena sekolah sebagai salah satu sasaran
PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia
sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan munculnya berbagai penyakit yang
sering menyerang anak usia sekolah misalnya diare, kecacingan sakit kepala,
deman, typus, DBD, maag dan anemia.
Pemerintah pusat memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk kembali membuka sekolah dan melakukan proses pembelajaran tatap muka pada tahun 2021 nanti. Upaya yang di lakukan oleh daerah tentunya harus memperhatikan kesiapan sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pada dasarnya persiapan dilakukan harus dimulai dari sekolah sendiri dalam menciptakan budaya positif yang menjadi nilai dan dapat berlangsung lama dalam kehidupan di sekolah. Berdasarkan masalah tersebut CGP menginisiasi perlu diadakannya sosialisasi dan pola pembiasaan hidup bersih dan sehat dalam menjalankan protokol kesehatan sebagai persiapan di masa new normal. Adapun tujuan dari tindakan dari sosialisasi budaya hidup bersih dan sehat ini sebagai berikut :
1.
Menyiapkan
murid, guru dan warga sekolah agar dapat menjalankan kebiasaan baru di masa new
normal melalui budaya hidup bersih dan sehat.
2.
Meningkatkan
peran serta aktif setiap murid, guru, dan warga sekolah dalam menjaga pola
hidup bersih dan sehat di masa new normal.
B.
Deskripsi Tindakan
Dari latar
belakang di atas, maka perlu dilakukan sebuah tindakan aksi nyata berupa penerapan
budaya pola hidup bersih dan sehat pada masa persiapan new normal sebagai berikut :
·
CGP berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru dan
warga sekolah lainnya tentang rencana kegiatan sosialisasi penerapan budaya
positif di sekolah yaitu budaya pola hidup bersih dan sehat dalam persiapan
kebiasaan baru pada masa new normal.
·
Mengecek kembali dan mempersiapkan kebutuhan dalam kegiatan
sosialisasi dan penerapan pola hidup bersih dan sehat untuk persiapan new
normal termasuk video atau poster himbauan hidup bersih dan sehat di masa new
normal.
·
Mengatur jadwal
kegiatan sosialisasi dan teknis kegiatan.
Adapun jadwal kegiatan dilakukan pada hari senin tanggal 28
Desember 2020 dan dilakukan secara daring melalui media sosial seperti whatapps
group kelas dan sekolah. Selain itu
juga melalui group facebook.
·
Melaksanakan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat masa persiapan
new normal.
Melalui sosial media whatapps dan facebook, CGP mengawali dengan
pembukaan dengan sedikit pengantar tentang alasan mengapa sosialisasi PHBS
persiapan masa new normal ini dilakukan secara daring. Lalu CGP menyampaikan
tujuan dari kegiatan ini dan menampilkan video sosialisasi PHBS yang sebelumnya
telah dibuat dan diupload pada channel youtube CGP sendiri.
·
Refleksi kegiatan untuk perbaikan ke tahap selanjutnya.
Pada kegiatan ini CGP mengevaluasi dan merefleksikan hal yang
sudah dianggap berhasil dan hal yang menjadi kegagalan yang akan diperbaiki
pada kegiatan atau tahap selanjutnya karena penerpan budaya positif memerlukan
waktu yang lama dalam implementasinya.
C.
Hasil Aksi Nyata
Setelah
melakukan koordinasi tentang rencana tindakan aksi nyata ini, ternyata kepala
sekolah sangat mendukung dan bersedia memfasilitasi jalannya tindakan ini.
Persiapan sarana dan prasarana pendukung dari pola hidup bersih dan sehat pun
sudah tersedia sebelumnya namun sosialisasi dan implementasinya masih belum
sempat terlaksana akibat semakin meningkatnya wabah virus corona di kabupaten
Bone yang dulu masuk zona kuning dan sekarang berubah menjadi zona merah.
Menyadari kondisi seperti ini, kami pun tidak serta merta memaksakan kegiatan
ini berjalan sesuai dengan rencana awal sebelumnya yaitu sosialisasi secara
tatap muka dengan murid, guru dan warga sekolah.
Pada pelaksanaan sosialisasi secara daring, kegiatan dilakukan secara serentak kepada murid, guru dan warga sekolah lainnya melalui whatapps group sekolah, kelas dan media sosial lainnya seperti group facebook. CGP juga membagikan poster-poster yang berkaitan dengan PHBS di masa persiapan new normal dari berbagai sumber seperti laman istagram kemdikbud, gtk dikdas dan lainnya. Setelah pelaksanaan sosialisasi budaya pola hidup bersih dan sehat secara daring, murid, guru dan warga sekolah sudah mulai antusias dengan penerapannya ketika sekolah sudah di buka kembali. Dalam pelaksanaan sosialisasi ini diakhir sesi, penulis memberikan pertanyaan kepada murid tentang budaya apa yang dapt diterapkan setelah melihat video sosialisasi dan poster-poster PHBS tersebut. Hasilnya ternyata beberapa murid memahami bagaimana cara cuci tangan yang benar, dan tetap menjaga protokol kesehatan ketika nanti masuk di sekolah. Adapun hasil dari aksi nyata dari sosialisasi ini sebagai berikut:
1. Murid yang sebelumnya
tidak memiliki pengetahuan tentang PHBS masa persiapan new normal setelah
pelaksanaan program memiliki tambahan pengetahuan. Hal ini dapat ditunjukkan
dari hasil wawancara pesan kesan saat acara terakhir program bahwa sebagian
besar murid senang belajar PHBS dan menambah pengetahuan tantang kesehatan
khususnya mengetahui makna dan indikator PHBS di lingkungan sekolah.
2. Sekolah yang sebelumnya
tidak memiliki metode dan media pengajaran PHBS setelah pelaksanaan sosialisasi
memiliki metode belajar PHBS dengan media visual dan video sosialisasi PHBS
3. Sekolah yang sebelumnya kurang
memiliki fasilitas penunjang PHBS setelah pelaksanaan sosialisasi memiliki
fasilitas pendukung untuk penerapan PHBS di lingkungan sekolah, diantarannya: kran
air setiap kelas, sabun cuci tangan, lap tangan/tissue kering, termogun, tempat
sampah, hand sanitiezer, penyemprot disinfektan dan poster kesehatan.
D.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
Kegagalan :
1. Proses
sosialisasi melalui daring sangat terbatas untuk diikuti oleh semua murid dan
warga sekolah yang mempunyai kendala pada sarana prasarana penunjang.
2.
Belum
semua warga sekolah mau berperan serta dan membiasakan PHBS.
3. Rangkaian
kegiatan dalam menjadi PHBS sebagai budaya positif di sekolah memerlukan waktu
yang lama dalam pelaksanaan dan pembiasaannya sehingga penulis hanya dapat
merefleksi perkembangan budaya PHBS ini dalam waktu yang singkat sehingga
gambaran disiplin positifnya belum seutuhnya tergambar.
Keberhasilan :
1.
Sebagian
warga sekolah sudah menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
maupun dirumah.
2. Semakin
meningkatnya pengetahuan warga sekolah tentang pola hidup bersih dan sehat pada
masa new normal.
3.
Pembelajaran
dapat berjalan aman, nyaman dan menyenangkan.
4.
Murid
dan guru rajin cuci tangan dan memakai masker.
5.
Lingkungan
sekolah jadi sehat dan bersih.
6.
Pencegahan
munculnya penyakit dan wabah virus semakin baik.
E.
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
1.
Meningkatkan
.sosialisasi dan peran serta warga sekolah dalam kegiatan PHBS
2.
Bekerja
sama dengan pihak tenaga kesehatan dari Puskesmas terdekat.
3.
Perencanaan
pelaksanaan dan manajemen waktu harus dipersiapkan secara matang.
4.
Pelaksanaan
PHBS dapat dilakukan secara berkala dalam waktu yang lama secara konsisten
misalnya setiap awal tahun pelajaran atau awal semester.
5.
Melaksanakan
simulasi tata cara menjaga protokol kesehatan pada saat awal sekolah dibuka
kembali.
F.
Kesimpulan
Setelah
melakukan tindakan aksi nyata dengan segala kelebihan dana kekurangannya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan
PHBS di masa new normal memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi sebagai
budaya positif di sekolah.
2. Dibutuhkan
pembiasaan dan konsistensi dari setiap warga sekolah untuk dapat
mengimplementasikannya di lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan
masyarakat.
3.
Pembiasaan
budaya hidup bersih dan sehat dapat menurunkan tingkat penularan penyakit dan
virus covid-19.
G. Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan
1. Screenshot pelaksanaan sosialisasi PHBS persiapan masa new normal melalui WA group kelas dan Sekolah.
2. Screenshot pelaksanaan sosialisasi PHBS persiapan masa new normal melalui group facebook sekolah.
3. Video Sosialisasi Budaya Pola Hidup Bersi dan Sehat persiapan pada masa new normal.