Selasa, 29 Desember 2020

BUDAYA POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT DALAM PERSIAPAN NEW NORMAL


 A.    Latar belakang

New Normal merupakan tatanan atau kebiasaan baru yang dilakukan demi menjaga produktivitas di masa Pandemi Covid-19 ini. Pandemi Covid-19 menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kita sudah bisa melindungi diri kita dan orang lain dari paparan virus corona. PHBS penting sekali untuk dilakukan setiap orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. PHBS di sekolah juga sangat penting dilakukan pada masa new normal ini, mengingat kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah mulai dilaksanakan di beberapa daerah. Seluruh masyarakat sekolah diharapkan dapat menerapkan PHBS demi kesehatan dan keselamatan bersama dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan begitu, proses belajar mengajar akan berjalan lancar, sedangkan kesehatan guru, murid, maupun masyarakat di sekitar juga tidak terganggu.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu: membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, jangan jajan sembarangan, olahraga yang teratur dan terukur, tidak merokok di area sekolah, memberantas jentik nyamuk satu minggu sekali, Buang air kecil dan buang air besar di jamban yang bersih dan sehat serta menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan sekali. Dalam pelaksanaannya, PHBS di lingkungan sekolah seharusnya tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan masukan pengajaran dari instasi kesehatan setempat dan peran pengajaran dari lingkungan sekolah masing-masing. Para murid seharusnya dikenalkan dalam proses pembelajaran dan penerapan PHBS di lingkungan sekolah, karena sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah misalnya diare, kecacingan sakit kepala, deman, typus, DBD, maag dan anemia.

Pemerintah pusat memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk kembali membuka sekolah dan melakukan proses pembelajaran tatap muka pada tahun 2021 nanti. Upaya yang di lakukan oleh daerah tentunya harus memperhatikan kesiapan sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pada dasarnya persiapan dilakukan harus dimulai dari sekolah sendiri dalam menciptakan budaya positif yang menjadi nilai dan dapat berlangsung lama dalam kehidupan di sekolah. Berdasarkan masalah tersebut CGP menginisiasi perlu diadakannya sosialisasi dan pola pembiasaan hidup bersih dan sehat dalam menjalankan protokol kesehatan sebagai persiapan di masa new normal. Adapun tujuan dari tindakan dari sosialisasi budaya hidup bersih dan sehat ini sebagai berikut :

1.   Menyiapkan murid, guru dan warga sekolah agar dapat menjalankan kebiasaan baru di masa new normal melalui budaya hidup bersih dan sehat.

2.   Meningkatkan peran serta aktif setiap murid, guru, dan warga sekolah dalam menjaga pola hidup bersih dan sehat di masa new normal.

 

B.    Deskripsi Tindakan

Dari latar belakang di atas, maka perlu dilakukan sebuah tindakan aksi nyata berupa penerapan budaya pola hidup bersih dan sehat pada masa persiapan new normal  sebagai berikut :

·         CGP berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru dan warga sekolah lainnya tentang rencana kegiatan sosialisasi penerapan budaya positif di sekolah yaitu budaya pola hidup bersih dan sehat dalam persiapan kebiasaan baru pada masa new normal.

·         Mengecek kembali dan mempersiapkan kebutuhan dalam kegiatan sosialisasi dan penerapan pola hidup bersih dan sehat untuk persiapan new normal termasuk video atau poster himbauan hidup bersih dan sehat di masa new normal.

·         Mengatur jadwal  kegiatan sosialisasi dan teknis kegiatan.

Adapun jadwal kegiatan dilakukan pada hari senin tanggal 28 Desember 2020 dan dilakukan secara daring melalui media sosial seperti whatapps group kelas dan sekolah. Selain  itu juga melalui group facebook.

·         Melaksanakan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat masa persiapan new normal.

Melalui sosial media whatapps dan facebook, CGP mengawali dengan pembukaan dengan sedikit pengantar tentang alasan mengapa sosialisasi PHBS persiapan masa new normal ini dilakukan secara daring. Lalu CGP menyampaikan tujuan dari kegiatan ini dan menampilkan video sosialisasi PHBS yang sebelumnya telah dibuat dan diupload pada channel youtube CGP sendiri.

·         Refleksi kegiatan untuk perbaikan ke tahap selanjutnya.

Pada kegiatan ini CGP mengevaluasi dan merefleksikan hal yang sudah dianggap berhasil dan hal yang menjadi kegagalan yang akan diperbaiki pada kegiatan atau tahap selanjutnya karena penerpan budaya positif memerlukan waktu yang lama dalam implementasinya.

 

C.    Hasil Aksi Nyata

Setelah melakukan koordinasi tentang rencana tindakan aksi nyata ini, ternyata kepala sekolah sangat mendukung dan bersedia memfasilitasi jalannya tindakan ini. Persiapan sarana dan prasarana pendukung dari pola hidup bersih dan sehat pun sudah tersedia sebelumnya namun sosialisasi dan implementasinya masih belum sempat terlaksana akibat semakin meningkatnya wabah virus corona di kabupaten Bone yang dulu masuk zona kuning dan sekarang berubah menjadi zona merah. Menyadari kondisi seperti ini, kami pun tidak serta merta memaksakan kegiatan ini berjalan sesuai dengan rencana awal sebelumnya yaitu sosialisasi secara tatap muka dengan murid, guru dan warga sekolah.

Pada pelaksanaan sosialisasi secara daring, kegiatan dilakukan secara serentak kepada murid, guru dan warga sekolah lainnya melalui whatapps group sekolah, kelas dan media sosial lainnya seperti group facebook. CGP juga membagikan poster-poster yang berkaitan dengan PHBS di masa persiapan new normal dari berbagai sumber seperti laman istagram kemdikbud, gtk dikdas dan lainnya. Setelah pelaksanaan sosialisasi budaya pola hidup bersih dan sehat secara daring, murid, guru dan warga sekolah sudah mulai antusias dengan penerapannya ketika sekolah sudah di buka kembali. Dalam pelaksanaan sosialisasi ini diakhir sesi, penulis memberikan pertanyaan kepada murid tentang budaya apa yang dapt diterapkan setelah melihat video sosialisasi dan poster-poster PHBS tersebut. Hasilnya ternyata beberapa murid memahami bagaimana cara cuci tangan yang benar, dan tetap menjaga protokol kesehatan ketika nanti masuk di sekolah. Adapun hasil dari aksi nyata dari sosialisasi ini sebagai berikut: 

1.     Murid yang sebelumnya tidak memiliki pengetahuan tentang PHBS masa persiapan new normal setelah pelaksanaan program memiliki tambahan pengetahuan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil wawancara pesan kesan saat acara terakhir program bahwa sebagian besar murid senang belajar PHBS dan menambah pengetahuan tantang kesehatan khususnya mengetahui makna dan indikator PHBS di lingkungan sekolah.

2.     Sekolah yang sebelumnya tidak memiliki metode dan media pengajaran PHBS setelah pelaksanaan sosialisasi memiliki metode belajar PHBS dengan media visual dan video sosialisasi PHBS

3.     Sekolah yang sebelumnya kurang memiliki fasilitas penunjang PHBS setelah pelaksanaan sosialisasi memiliki fasilitas pendukung untuk penerapan PHBS di lingkungan sekolah, diantarannya: kran air setiap kelas, sabun cuci tangan, lap tangan/tissue kering, termogun, tempat sampah, hand sanitiezer, penyemprot disinfektan dan poster kesehatan.

 

D.    Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Kegagalan :

1.   Proses sosialisasi melalui daring sangat terbatas untuk diikuti oleh semua murid dan warga sekolah yang mempunyai kendala pada sarana prasarana penunjang.

2.     Belum semua warga sekolah mau berperan serta dan membiasakan PHBS.

3.   Rangkaian kegiatan dalam menjadi PHBS sebagai budaya positif di sekolah memerlukan waktu yang lama dalam pelaksanaan dan pembiasaannya sehingga penulis hanya dapat merefleksi perkembangan budaya PHBS ini dalam waktu yang singkat sehingga gambaran disiplin positifnya belum seutuhnya tergambar.

 

Keberhasilan :

1.     Sebagian warga sekolah sudah menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah maupun dirumah.

2.   Semakin meningkatnya pengetahuan warga sekolah tentang pola hidup bersih dan sehat pada masa new normal.

3.     Pembelajaran dapat berjalan aman, nyaman dan menyenangkan.

4.     Murid dan guru rajin cuci tangan dan memakai masker.

5.     Lingkungan sekolah jadi sehat dan bersih.

6.     Pencegahan munculnya penyakit dan wabah virus semakin baik.

 

E.     Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

1.     Meningkatkan .sosialisasi dan peran serta warga sekolah dalam kegiatan PHBS

2.     Bekerja sama dengan pihak tenaga kesehatan dari Puskesmas terdekat.

3.     Perencanaan pelaksanaan dan manajemen waktu harus dipersiapkan secara matang.

4.     Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan secara berkala dalam waktu yang lama secara konsisten misalnya setiap awal tahun pelajaran atau awal semester.

5.     Melaksanakan simulasi tata cara menjaga protokol kesehatan pada saat awal sekolah dibuka kembali.

 

F.     Kesimpulan

Setelah melakukan tindakan aksi nyata dengan segala kelebihan dana kekurangannya  dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.    Pelaksanaan PHBS di masa new normal memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi sebagai budaya positif di sekolah.

2.    Dibutuhkan pembiasaan dan konsistensi dari setiap warga sekolah untuk dapat mengimplementasikannya di lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat.

3.     Pembiasaan budaya hidup bersih dan sehat dapat menurunkan tingkat penularan penyakit dan virus covid-19.

 

G.    Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan

1. Screenshot pelaksanaan sosialisasi PHBS persiapan masa new normal melalui WA group kelas dan Sekolah.



2. Screenshot pelaksanaan sosialisasi PHBS persiapan masa new normal melalui group facebook sekolah.



3. Video Sosialisasi Budaya Pola Hidup Bersi dan Sehat persiapan pada masa new normal.